Negara Asia yang Asik Jadi Destinasi Liburan Murah

Hawa Mahal adalah tempat yang saya kunjungi pertama kali ketika pergi ke Jaipur. Dari depan kita akan melihat bangunan ini bak istana dengan ratusan pintu yang menghiasi seluruh dindingnya. Didominasi warna pink dan oranye, bangunan ini memiliki banyak sekali ruangan cantik dengan sisa-sisa ornamen aslinya. Datanglah pagi hari ketika cahaya matahari masih belum terlalu terik dan pengunjung belum terlalu ramai. Kalau berkunjung ke Jaipur, ini salah satu destinasi wajib yang di kunjungi.

Ada juga momen indah yang bisa disaksikan ketika mengunjungi India yaitu sunset yang sangat menenangkan hati dan batin. Akhirnya gue bisa melihat sunset pertama di India ketika gue tiba di Jaipur. Dengan menyewa tuktuk saya diantar keberapa tempat di Jaipur, dan trip singkat itu berakhir di Nahargarh Fort yang terletak di salah satu bukit dipinggiran kota Jaipur. Dari atas benteng ini kita bisa melihat hamparan Kota Jaipur yang dijuluki Pink City.

Selain pergi ke India, sempatkan waktu anda untuk sekali menghampiri Thailand dan juga Myanmar. Negara – negara Asia Tenggara ini sungguh memiliki keindahan yang tak tertandingi. Salah satu contohnya adalah tempat ketika gue bisa melihat matahari terbit di Myanmar. Satu-satunya moment dimana bisa bangun pagi karena harus ngejar sunrise pas hot air balloon lagi terbang. Yang pengen tau lebih banyak tentang Myanmar, terutama info-info tentang Bagan, bisa visit blognya febrian at www.ceritafebrian.com karena semua informasi dan foto-foto kece tentang perjalanan Thailand dan Myanmar kita kemarin tersaji apik disana.

Desa Baan Tong Luang jadi destinasi favorit gue selama trip Thailand kemarin. Di Desa yang memang sudah dirancang untuk wisatawan ini kita bisa melihat kehidupan suku Karen, walaupun sebenernya suku Karen bukanlah suku asli Di Thailand, karena suku ini berasal dari dataran tinggi Tibet yang kemudian hijrah ke Myanmar yang berbatasan langsung dengan Thailand. Perempuan yang lahir di suku karen ini juga memiliki kewajiban unik yaitu memanjangkan leher. Caranya adalah dengan menggunakan tumpukan kawat berbahan kuningan yang akan dipasang setiap tahunnya.

Biaya masuk desa ini sekitar 20USD, disini kita bisa melihat semua aktivitas sehari-hari suku Karen mulai dari menenun, membuat perhiasan, dan berbagai peralatan lainnya.